Puisi Sedih (masygul)

/
0 Comments
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi34Xgz43rX1gAxcy8OSMlHWmRN46ZwyC9Vjtpx0BYgH3rdNIkVlg8WUlgjVE20idVPCkAoTPv4IN8UfpzrPHWO0lL6TUIrYjn2gVlcwhul4h52TlgPGb8WPEk8sE094ovI9z_gpOn4Q1yW/s1600/sedih.jpgMencumbu sunyi yang gelinjang,


mendekap malam resah


Terjebak paruh bulan diantara deretan awan,


aku seperti menuai cahaya di balik punggung hujan


Diceruk wajah gemintang,


geriap satire menoreh kabut




Perlahan mengendap menuju labirin,


Lukisan elok meludah angin


Aku hanya menatap kosong,


barisan bintang dan sungging senyumnya


Tanpa busur tanpa baju,


ku lepas larik nafas yang pernah ku hirup bersama pijar


Masih dan masih terus berjalan


di kolong waktu menganyam sebait cerita : duka


tapi aku bukan dabir dengan kerajaan langitnya,


kidung hatiku hanyalah debu....


Bandung Tubir Malam Tanpa warna....


You may also like

No comments: