Ketika santri jatuh cinta

/
0 Comments
Puisi yang sangat so sweet bagi pembacanya

halo sobat semuanya, blog baru mau unjuk gigi nih ,.., dengan sedikit menampilkan puisi terindah dan ter-romantis pada abad ini, puisi ini mempunyai bahasa islami yang romantis dengan sedikit sentuhan gaya bahasa yang mengagumkan, ciihuuyyy .., kelihatannya sudah nggak sabar ya ?, baiklah silahkan baca sendiri..
Jika cinta itu Nahwu,
Maka, cintaku padamu akan jazm (mantab), sehingga aku akan sukun (tenang) disampingmu selamanya, seperti halnya I’rob jazm yang salah satu alamatnya adalah sukun.



Jika cinta itu Shorof,
Maka, kita berdua adalah wazan tafaa’la yang berfaidah musyarokah, yang kapanpun dan di manapun akan mengarungi dan menjalani apapun berdua.

Jika cinta itu Fiqh,
Maka, aku akan memfatwakan pada diriku sendiri bahwa mencintai keindahan ciptaan Tuhan sepertimu, hukumnya adalah wajib.

Jika cinta itu I’lal,
Maka, akan menyembunyikan dan menutup mata terhadap semua kekurangan-kekurangan mu, seperti halnya binak naqish yang meletakkan huruf ‘Ilat nya di belakang (Lam Fi’il ).

Jika cinta itu ilmu Al-Quran,
Maka, keabadian cinta kita tak kan lekang oleh waktu dan tak kan berubah sedikitpun oleh perubahan zaman, layaknya keontetikan dan keabadian Al-Quran.

Jika cinta itu ilmu hadith,
Maka, kualitas dan kekuatan cinta kita adalah hadith shohih yang sudah teruji dan terverifikasi oleh berbagai tempaan dan ujian.

Jika cinta itu Ushul Fiqh,
Maka, kita berdua adalah pasangan paling ideal dan serasi, seperti halnya syarat dan rukun yang saling membutuhkan dan melengkapi untuk sahnya suatu ibadah.

Jika cinta itu Ilmu Falak,
Maka, aku akan selalu menunggu dan merindukan hadirmu, mata ini belum terhapus dahaganya sebelum melihat sosok indahmu, seperti halnya seorang peru’yah yang selalu menunggu untuk melihat kemunculan hilal 1 syawal.

Jika cinta itu ilmu ‘Arudi,
Maka, kisah cinta kita berdua adalah simfoni terindah yang menghasilkan harmoni tak tertandingi di muka bumi ini, seindah dan semerdu harmoni syair berbahar Rojaz.

Jika cinta itu ilmu Faroidl,
Maka, kita berdua adalah dua sejoli yang akan selalu berbagi atas apa yang kita miliki, seperti halnya ‘Ashobah ma’a al-ghoyr.

Jika cinta itu ilmu Tauhid,
Maka, value cintaku padamu adalah kemurnian emas 24 karat, semurni I’tiqodnya ahli tauhid Rububiyyah.

Jika cinta itu ilmu Tarikh,
Maka, romantisme kisah cinta kita berdua adalah kenangan terindah tak terlupakan yang terukir oleh tinta emas sejarah, seperti halnya masa keemasan dan kejayaan peradaban islam tempo dulu.

Jika cinta itu Diba’-an,
Maka, aku adalah seorang pendaki yang telah sampai di puncak rindu untuk menantikan detik-detik pertemuan denganmu, seperti halnya para perindu Rasulullah SAW yang telah sampai pada adegan mahallul Qiyam.

Jika cinta itu Manaqiban,
Maka, hanya dirimulah yang mampu menghapus duka-laraku dan menentramkan gundah hatiku dengan kata-kata indah dan janji pstimu, seperti halnya jaminan kanjeng syekh Ra, yang menentramkan hati murid-muridnya: “wa-ana likulli man ‘atsaro markubiHhu min jami’I muridiy wa muhibbiy ila yawmi al qiyamah, akhudzu biyadihi kullama ‘atsara hayyan wa maytan, fainna farosiy musroj, wa rumhiy manshub, wa sayfiy masyhur wa qouwsiy mawtur, LIHIFDZI MURIDIY WAHUWA GHOFIL”


You may also like

No comments: