Dalam kehidupan sehari-hari banyak pekerja yang mempunyai gaji
teratur setiap bulan dengan jumlah yang relatif besar, tetapi setiap
akhir bulan pula selalu mengeluh kehabisan uang. Ada pula pekerja yang
mempunyai gaji yang jumlahnya relatif sama atau bahkan lebih kecil,
namun dapat mencukupi pengeluarannya dengan mudah. Untuk mengetahui
penyebabnya, ikutilah kisah di bawah ini.
Ada dua orang sahabat yang mempunyai banyak kesamaan, sebut saja
namanya Robby dan Riba (bukan nama sebenarnya). Keduanya memiliki usia
yang relatif sama dan memulai kerja dalam waktu yang relatif bersamaan
pula. Kedua orang tersebut bekerja, menapaki karier demi karier dan
menduduki jabatan-jabatan yang relatif sejajar. Persamaan-persamaan
keduanya menyebabkan gaji yang diterima keduanya juga relatif sama,
namun mengapa Robby dikenal sebagai pekerja kaya, sedangkan Riba disebut
sebagai pekerja miskin?
Dalam kesehariannya, Robby terlihat tenang-tenang saja menjalani
kehidupannya, termasuk dalam urusan uang. Orang-orang menilainya sebagai
pekerja yang sukses. Dia menjalani hari-harinya dengan santai, bahkan
semakin lama semakin rileks saja hidupnya. Penghasilan yang diperoleh
Robby ternyata bukan hanya dari gaji yang diterimanya semata, namun
didapat pula dari sumber penghasilan tambahan di luar gaji.
Apa yang dialami Riba terlihat begitu kontras dengan kondisi Robby.
Setiap awal bulan Riba terlihat ceria dan mengajak seluruh keluarganya
bepergian ke tempat-tempat tertentu, juga berbelanja apa yang
diinginkannya. Namun pada pertengahan bulan, dia mulai membunyikan tanda
bahaya kepada seluruh keluarganya agar uangnya cukup untuk memenuhi
pengeluaran sampai akhir bulan.
Pada akhir bulan, terkadang penghasilannya cukup untuk memenuhi
seluruh pengeluarannya, bahkan bisa menyisakan sedikit penghasilannya
untuk ditabung. Tidak jarang pula, penghasilan yang diperoleh tidak
mencukupi dan harus mengambil simpanan yang dimilikinya. Dia harus
bersusah payah memenuhi semua pengeluarannya dan hanya mengandalkan
gaji bulanan tanpa mendapatkan tambahan penghasilan dari manapun.
Kisah yang dilakoni oleh Robby dan Riba memberikan gambaran yang
jelas bahwa gaji yang teratur dan jumlahnya relatif sama besar tidak
mengakibatkan penampilan keduanya menjadi sama. Penampilan keduanya
berbeda karena Robby menghimpun harta-harta produktif sebagai sumber
penghasilan tambahan, sedangkan Riba justru mengedepankan harta-harta
yang sifatnya konsumtif.
Harta produktif adalah harta yang mendatangkan penghasilan secara
rutin dan terus menerus atau harta yang mempunyai harga lebih tinggi
ketika harta tersebut dijual kembali. Harta konsumtif adalah harta yang
tidak mendatangkan pemasukan kepada pemiliknya, bahkan menimbulkan
pengeluaran tambahan dalam bentuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
Awalnya, setiap menerima gaji Robby selalu menyisihkan sebagian
penghasilannya sebagai tabungan. Tabungan tersebut diambil dimuka,
kemudian barulah uang gajinya didistribusikan untuk membiayai keperluan
lainnya. Dengan cara seperti ini dipastikan dia mempunyai sejumlah
tabungan sebagai dana cadangan dan dapat memiliki harta-harta yang
sifatnya produktif.
Target awal yang dicapai Robby adalah menghimpun dana cadangan yang
akan digunakan sebagai proteksi terhadap kemungkinan kejadian yang tidak
diinginkan, misalnya terkena PHK, perusahaan tempat kerjanya bangkrut,
dan sebagainya. Dana cadangan yang dimilikinya adalah sebesar 6 s/d 12
kali pengeluaran per bulannya.
Setelah target awal tercapai, Robby terus menyisihkan sebagian gaji
yang diterimanya setiap bulan sehingga dana yang dihimpunnya mencapai
jumlah tertentu. Dana tersebut kemudian dipergunakan untuk membeli
harta-harta yang sifatnya produktif satu demi satu.
Langkah pertama yang dilakukan Robby adalah membeli rumah milik
tetangganya yang sedang membutuhkan uang dan karena sedang membutuhkan
uang, sehingga rumah tersebut dibelinya dengan harga yang relatif murah.
Rumah tersebut kemudian disewakan dan menjadi sumber penghasilan
tambahan. Selanjutnya, dia juga membeli harta-harta produktif lainnya
seperti tanah, kebun, ruko, mobil, dan sebagainya.
Robby membeli harta produktif lainya yang berupa produk investasi
seperti deposito, asuransi investasi, emas, valuta asing dan sebagainya.
Dia juga menitipkan simpanannya dalam usaha milik orang lain sehingga
setiap bulan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bagi hasil. Ketika
mendapat peluang atau harga bagus dia menjual harta-harta produktif yang
dimilikinya untuk menangguk laba. Hasil penjualan dan keuntungannya
kemudian dibelikan harta-harta produktif lainnya sehingga pundi-pundi
penghasilannya makin bertambah.
Robby melakukan pembelian-pembelian dengan cara mengangsur (credit)
dan sebagian lainnya dilakukan secara kontan (cash). Dia menggunakan
simpanan yang dimilikinya sebagai uang muka (down payment) dan
mengajukan aplikasi kredit ke bank untuk pelunasannya. Untuk membayar
angsuran bank, dia mengusahakan agar uang sewanya melebihi angsuran ke
bank. Dengan cara seperti ini, ada dana lebih yang digunakan untuk
keperluan operasional dan investasi.
Apa yang dilakukan Robby banyak yang tidak dilakukan oleh Riba. Kalau
Robby mempunyai tabungan dimuka sehingga jelas hasilnya, sedangkan Riba
menabung dari sisa pengeluaranya yang belum tentu ada kelebihannya.
Robby mempunyai tabungan dengan target yang jelas yakni untuk dana
cadangan dan dana pembelian barang-barang produktif sehingga uangnya
makin bertambah banyak. Riba memiliki tabungan untuk memenuhi
pengeluaran konsumtif belaka dan jika pada suatu waktu pengeluarannya
melebihi dari biasanya tabungannya pun digunakan dan tidak bisa
berkembang.
Begitu dana tabungannya mencukupi, Robby mempergunakannya untuk
membeli rumah sewa sehingga mendatangkan penghasilan tambahan. Riba
justru menggunakannya untuk memperbaiki rumah lamanya atau merenovasi
rumahnya agar lebih besar dan mewah. Robby mendapatkan uang sewa sebagai
penghasilan tambahan, sedangkan Riba semakin besar pengeluarnya untuk
pemeliharaan rumahnya yang semakin megah.
Pengeluaran-pengeluaran Robby dan Riba sangat jauh berbeda. Robby
menggunakannya untuk mendapatkan harta-harta yang produktif, tidak
demikian dengan Riba. Riba gemar membeli barang-barang yang tidak
menghasilkan apa-apa. Alih-alih mendatangkan penghasilan tambahan,
barang-barang yang dimilikinya justru menghasilkan pengeluaran tambahan
yang tidak perlu.
Itulah rahasia kecil yang membuat keduanya berbeda!!!